Pemaparan oleh Prof. Dr. Zaki Su'ud M.Eng (Komite Penilai Buku Teks Pelajaran) di Hotel Arcadia, 1 Maret 2024. Pendidikan merupakan tonggak penting dalam pembangunan suatu bangsa. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, paradigma kurikulum menjadi salah satu hal yang terus dikaji dan dikembangkan. Pada tanggal 1 Maret 2024, Prof. Dr. Zaki Su'ud M.Eng, anggota Komite Penilai Buku Teks Pelajaran, menyampaikan pemikiran terkait Paradigma Kurikulum Merdeka Standar, serta prinsip penilaian yang terkait.
Salah satu poin penting yang dijelaskan adalah mengenai Karakteristik Kurikulum Merdeka, yang meliputi:
1. Keleluasaan pendidik untuk merancang pembelajaran berkualitas berdasarkan kondisi riil peserta didik dan lingkungan sekolah yang ada. Hal ini bertujuan untuk memastikan pembelajaran efektif dan optimal.
2. Menghasilkan "Softskill" dan "hardskill" melalui pembelajaran berkualitas, sehingga peserta didik siap menghadapi tantangan masa depan.
3. Berfokus pada materi esensial, yang mengarah pada pemahaman mendalam dan komprehensif.
Selain itu, ditekankan juga mengenai identifikasi paradigma kurikulum yang tidak terpenuhi, antara lain berbasis aktivitas, berbasis pada siswa, kontribusi pada profil pelajar Pancasila, efektivitas peran buku teks pendamping, konsistensi tujuan pembelajaran dengan evaluasinya, serta kandungan Higher Order Thinking Skills (HOTs).
Prinsip pembelajaran yang disarankan untuk Buku Teks Pendamping Sekolah Menengah Kejuruan mencakup:
1. Mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam, guna menciptakan pembelajaran bermakna dan menyenangkan.
2. Membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
Sementara itu, untuk Buku Teks Pendamping Sekolah Dasar dan Menengah Umum, prinsip pembelajaran yang diusulkan adalah:
1. Relevan (sesuai konteks kehidupan siswa).
2. Berorientasi pada masa depan.
3. Fokus pada materi esensial.
4. Guru merdeka membangun pembelajaran optimal.
Paradigma berbasis aktivitas dan berpusat pada siswa menjadi poin penting dalam pembelajaran yang disarankan, di mana siswa didorong untuk mencari tahu esensi dari materi pembelajaran, sementara proses pengendalian (control) dirancang untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Penggunaan media dan metode pembelajaran yang optimal untuk setiap bahan menjadi kunci, serta mengintegrasikan paradigma berbasis aktivitas dengan pendekatan saintifik dan pendekatan discovery.
Contoh implementasi dalam pembelajaran fisika, misalnya, dapat dimulai dari fenomena sehari-hari untuk menjelaskan prinsip Archimedes, diikuti dengan eksperimen sederhana menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian, paradigma ini memungkinkan pembelajaran yang lebih terlibat, relevan, dan memperkaya pengalaman peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan.